Wednesday, July 29, 2009

One More, .... Status

Sekali lagi, status.

Status adalah label yang ada pada diri seseorang, dokter misalnya. Tentu sebagai seorang dokter akan berbeda dengan seseorang yang mempunyai status guru, petani, engeneering, psikolog dlsb. Biasanya orang bisa mengenali dari pakaian yang dikenakan, peralatan yang dipergunakan, kebiasaan-kebiasaan, kecenderungan bahkan klub mereka berkumpul. Organisasi mereka pun berbeda-beda, untuk dokter ada Ikatan Dokter Indonesia (IDI), untuk Akuntan ada perkumpulan yang bernama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk para guru ada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)_dan seterusnya.

Status adalah jati diri,
dengan menyandang status dokter tentu saja seseorang yang pekerjaannya berusaha menganalisa keadaan kesehatan seseorang, memberi solusi pengobatan atas hasil diagnosa terhadap pasien-pasien ya ialah dokter. Seseorang yang kesehariannya berkumpul dengan peserta didik, memberikan informasi keilmuan serta memberikan bimbingan untuk kdewasaan peserta didiknya tentu dia adalah seorang guru. Kalau ada seorang yang bekerja dengan speda motor mengantarkan orang ke tempat yang ingin ia tuju ia juga adalah tukang, ya tukang ojek lah.

Status adalah tanggung jawab,
Kalau ada seseorang dokter yang tidak lagi menjalankan tugas-tugasnya seperti diuraikan di atas, maka boleh kita sebut ia seorang 'pensiunan dokter', artinya ia tak lagi menjalankan tugasnya sebagai dokter. atau boleh juga ia adalah 'dokter yang tidak bertanggung jawab'.

Atau ketika kita menjumpai seorang penarik ojek, tukang ojek yang tidak lagi mau narik penumpangnya, saat itu ia bukan tukang ojek tapi seserang yang lagi nongrong pake motor di pangkalan ojek, entah ... mengapa.

Dari paparan diatas saya mencoba mengingatkan semuanya atas keberadaan diri kita yang berstatus sebagai ..... untuk tetap pada fungsi tugas dan tanggung jawab kita sebagai seorang guru, presiden, kepala sekolah, petani, insinyur dlsb. Dan hal yang terpenting adalah ketika ingat dan mengetahui bahkan sadar sesadar-sadarnya akan status diri kita, maka tentu fungsi, tugas dan tanggung jawab kita harus dijalankan sesuai label yang menempel sebagai jati diri kita.

Kita adalah manusia yang berstatus, makhluq berstatus juga 'slave' for Robbul;alamin alias seorang abdi, maka betapa banyak fungsi,tugas dan tanggung jawab kita yang belum tunai, .... semoga.

1 comment:

  1. boleh jadi juga dokter dan tukang ojeg itu sudah kebanyakan uang, karena mereka bekerja atas dasar uang, bukan atas dasar mengabdi kepada Allah dengan cara mengobati yang sakit bagi seorang dokter atau mengantar penumpang dengan ikhlas, ihklas bukan berarti jika diberi imbalan mereka tidak menerima, tetapi niat dalam hatinya ihklas, dengan tidak berharap imbalan dari manusia, dan jia diberi terima saja asalkan tidak berharap.

    ReplyDelete