Tuesday, December 8, 2009

Antara Kemiskinan dan Kekayaan, "KEDERMAWANAN"

KEMISKINAN, kerap kali dibahas, dibicarakan hampir semua kalangan masyarakat. Baik kalangan atas yang berarti jauh dari kemiskinan, menengah, bahkan orang-orang miskin sendiri yang membahas dan menjadikan kemiskinan alasan untuk tidak bergerak dan beranjak dari status kemiskinan itu sendiri. Kemiskinan adalah momok pembangunan yang masih berada di rengking teratas diantara deretran permasalahan di negara kita. Kemiskinan juga merupakan induk ketidak harmonisan hubungan sesama manusia yang masih mengagungkan kasta-kasta, dan ini memang fakta ! Seolah masyarakat terbagi dua miskin, kaya, melarat dan konglomerat, .... mudah-mudahan tidak menjadi keparat.

Begitu jauh jarak si miskin dan si kaya, sehingga semakin jauh ketika si kaya tak lagi mempunyai kepedulian terhadap si miskin yang memang membutuhkan uluran tangan. Lalu ketika si miskin pun menjadi tidak bisa akrab dengan seorang kaya karena rasa rendah diri dengan status kediriannya, sehingga simiskin semakin termarjinalkan dari kancah kehidupan bermasyarakat yang majemuk yang seharusnya miskin bagian dari padanya.

Ada sesuatu antara kemiskinan dan kekayaan ia adalah kedermawanan, ia adalah jembatan yang menghubungkan antara kedua hal ini.

Siapa orangnya yang ingin miskin, dan siapa orangnya yang tidak mau menjadi orangkaya yang melimpah ruah ??? Tidak, tidak ada orang-orang seperti itu. Kecuali dengan alasan lain ia memilih untuk miskin dan menjadi pribadi atau kelompok masyarakat miskin!??

Miskin dan kaya memang sebuah anugrah. Untuk si miskin demikian adanya Tuhan yang maha pengasih memberi ia derajat miskin sebagai ujian dalam hidupnya. Begitupun si kaya ia mendapat anugrah amanah sebagai ujian hidupnya. Permasalahannya bagaimana kita menyikapi anugrah tersebut kaya atau miskin. Sebab tidak sedikit orang orang kaya yang tetap merasa miskin dan orang miskin yang merasa kaya. Sekali lagi pensikapan sangat penting dalam kedua keadaan dan masalah ini.

Menyikapi miskin, di atas sudah disebutkan tak ada yang ingin status ini nempel pada dirinya. Namun ketika memang kemiskinan itu bagian dari diri kita, maka cara terbaik adalah menerima atasnya dan berusaha mencari "takdir" lain untuk beranjak dari kemiskinan itu. Namun demikian, menerima sesuatu yang 'buruk' akan sangat-sangat sulit. Ops .... tunggu dulu kemiskinan bukan sesuatu yang buruk. Hanya kemiskinan identik dengan keadaan yang serba kurang serba susah dan serba tak ada. Nah inilah barangkali kemiskinan yang secara umum menjadi 'petaka' dalam hidup. Padahal kemiskinan ya kemiskinan kalau sudah merupakan bagian dari diri kita dan Tuhan jadikan temen hidup kita maka apatah mau dikata. Justru kemiskinan itulah yang harus menjadi modal hidup. Berapa banyak kesuksesan yang diraih seorang miskin papa, sehingga pada akhir hayatnya justru menjadi filsuf, milyarder, penulis yang handal dan seterusnya.

Sebaliknya orang yang kekayaan menjadi bagian dari dirinya,ia serba berkecukupan dan ringan dalam setiap langkahnya. Namun bila amanah kekayaan ini tidak ia sikapi dengan seksama, tentu juga akan menjadi bumerang yang siap mencelakai setiap saat. Ma'lum uang identik dengan kekuasaan, siapa punya uang ia adalah empunya kuasa. Dimana ketika tidak menggunakan kekuasaan maka akan timbul kekacauan.

Ya, miskin dan kaya adalah sesuatu yang lekat dengan kehidupan. Dan diatara kemiskinan dan kekayaan ada sesuatu yang menjadi perekatnya yaitu Kedermawanan. Kedermawanan dari seorang kaya dan kedermawanan dari seorang miskin. Jika kedua belah pihak saling punya rasa dermawan maka harmoni kehidupan akan terjaga. Kedermawanan seorang kaya artinya kedermawanan yang bersifat bendawi, "duit" intinya. Dan kedermawanan seorang miskin yang berupa keikhlasan untuk membantu si kaya dengan tenaganya. Namun terlepas dari keduanya, kedermawanan bukan hanya didasari dengan hal-hal berupa bendawi, namun lebih esensial kedermawanan adalah perilaku hati yang siap dan sanggup membantu sesama dengan cara apapun yang dibenarkan oleh norma dan agama.

Sunday, August 2, 2009

wHERE aRE yOU gOING

FA AINA TADZHABUUN? Demikian dalam satu ayat alquran menyapa manusia. Bertanya tentang pemberngkatan (nawaitu), tujuan hidup, kepastian langkah, yang diambil setiap diri. Nawaitu yang terpatri dalam inti diri sebagai bagian dari genapnya diri dan kedirian manusia, karena manusia itu jasad, manusia itu ruuh dan manusia itu jiwa (inti).

Bukan tanpa alasan pertanyaan ini dilontarkan, namun frase ini muncul sebagai konsekuensi logis. dengan berbagai alasan sebagai proyeksi sikap dan laku manusia yang senantiasa mencari sesuatu yang tidak jelas diatas substansi yang sangat-sangat jelas. Mengapa manusia senang mencari sesuatu yang belum jelas di atas substansi yang sangat-sangat jelas?

Barangkali sudah tabi'at manusia, karena ia diberi pilihan, ya ia akan hidup dengan pilihannya. Tanpa mengurangi arti manusia bebas memilih, sebenarnya manusia tidak bisa memilih. Sebab nuun jauh di alam sana kita telah memilih tentang kemahakuasaan diri Nya Alloh SWT, bahwa kita tidak akan ingkar dari mengesakan Alloh dalam dzat, asma wa sifatnya serta af'aliyat Nya.

Inilah yang mungkin tersirat dalam frasa "Fa aina tadzhabuun...?"

Thursday, July 30, 2009

'You should passed', .... Fadlilah (Keutamaan) al Fatihah

Al-fatihah berasal dari akar kata bahasa Arab yaitu fataha-yaftahu-fathan-fatihah yang artinya telah membuka, pembukaan. Kata membuka mengandung arti bab awal dari sesuatu perbuatan, atau pintu dari pintu-pintu selanjutnya. Disebut pembukaan juga karena bermakna 'you should passed', Anda harus melawati .. yang ini. Sebab tanpa pintu awal tidak mungkin akan bertemu pintu-pintu selanjutnya dalam arti marhalah (tingkatan, fase dst). Inilah barangkali mengapa Al Fatihan di simpan pada awal surat dalam al quran.

Al Fatihah adalah pokok dari keseluruhan al quran, di dalamnya terdapat bab-bab utama sebagai ringkasan dari bab-bab dalam al quran, oleh karenanya pula al fatihah disebut induk (ummul quran). Ummul quran, terdiri dari tujuh ayat. Dalam alquran sendiri disebutkan bahwa, "Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Qur'an yang agung." Qs. Al Hijr : 87, maka disebut pula 'Tsab'ul matsani' .

Dari ayat satu hingga ayat tujuh kalau kita simak di dalamnya terdapat pokok-pokok ketauhidan, sebagai landasan idiil bagi semua muslim sedunia dari awal hingga akhir, sejak Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad saw hingga akhir zaman. Pokok-pokok ketauhidan inilah yang menjadi pangkal atau babun / pintu menuju 'ruangan' islam secara kaafah (komprehensif).

Sejak Rosululoh Muhammad saw, mendapat wahyu pertama dengan sighot "Iqra!", yang tiada lain bermakna membaca analisa, memperhatikan, 'nalungtik' apa dan bagaimana situasi dan kondisi waktu itu. Dengan 'ismi robbik' nya yang merupakan deklarasi ilahiyah, deklarasi ketuhanan Alloh SWT kepada seluruh manusia yang kembali terulang ke sekian kalinya melalui Namus (Jibril as). Maka tersingkaplah bahwa akan ada kejadian yang pahit bagi setiap pembawa risalah ini dengan berbagai ujian dalam segala manifestasinya. ... terbukti Rosul mulya ini pun bernasib sama dengan pembawa risalah-risalah pendahulunya.

Bismirobbik, dengan nama Tuhanmu. Bukankah awal surat al fatihah ini pun sama yakni bismillahirrohmaanirrohiim, 'dengan asma/ismi - nama Alloh, tuhan yang Maha Rahmaan dan Maha Rohiim. Nah ... tidak berlebihan saya kira kalau fadlilah al fatihah (keutamaan alfatihah) ini pun akan dirasakan oleh para pemerhati, ahli fikir atau para da'i yang mendedikasikan dirinya untuk Islam tercinta.


Keutamaan al fatihah bukan saja ketika kita mendawamkan surat ini akan terjadi sesuatu pada diri kita. Bukan saja mendawamkan al fatihah ini akan menjadi obat penawar bagi kita, keluarga bahkan ummat islam seluruhnya, namun yang lebih dalam, secara rosih, akan mampu menyingkap tabir-tabir kejumudan fikiran yang tengah menyelimuti sebagian besar dari ummat Islam kita. Bukankah ada ungkapan bahwa "al islamu mahjuubun bil muslimiin, Islam itu tertutup oleh ummat Islam sendiri. Kecuali mereka yang mendalam (rosih)dalam berqira at al quran (ulul albab), wallohu'alam. Semoga.

Wednesday, July 29, 2009

One More, .... Status

Sekali lagi, status.

Status adalah label yang ada pada diri seseorang, dokter misalnya. Tentu sebagai seorang dokter akan berbeda dengan seseorang yang mempunyai status guru, petani, engeneering, psikolog dlsb. Biasanya orang bisa mengenali dari pakaian yang dikenakan, peralatan yang dipergunakan, kebiasaan-kebiasaan, kecenderungan bahkan klub mereka berkumpul. Organisasi mereka pun berbeda-beda, untuk dokter ada Ikatan Dokter Indonesia (IDI), untuk Akuntan ada perkumpulan yang bernama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk para guru ada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)_dan seterusnya.

Status adalah jati diri,
dengan menyandang status dokter tentu saja seseorang yang pekerjaannya berusaha menganalisa keadaan kesehatan seseorang, memberi solusi pengobatan atas hasil diagnosa terhadap pasien-pasien ya ialah dokter. Seseorang yang kesehariannya berkumpul dengan peserta didik, memberikan informasi keilmuan serta memberikan bimbingan untuk kdewasaan peserta didiknya tentu dia adalah seorang guru. Kalau ada seorang yang bekerja dengan speda motor mengantarkan orang ke tempat yang ingin ia tuju ia juga adalah tukang, ya tukang ojek lah.

Status adalah tanggung jawab,
Kalau ada seseorang dokter yang tidak lagi menjalankan tugas-tugasnya seperti diuraikan di atas, maka boleh kita sebut ia seorang 'pensiunan dokter', artinya ia tak lagi menjalankan tugasnya sebagai dokter. atau boleh juga ia adalah 'dokter yang tidak bertanggung jawab'.

Atau ketika kita menjumpai seorang penarik ojek, tukang ojek yang tidak lagi mau narik penumpangnya, saat itu ia bukan tukang ojek tapi seserang yang lagi nongrong pake motor di pangkalan ojek, entah ... mengapa.

Dari paparan diatas saya mencoba mengingatkan semuanya atas keberadaan diri kita yang berstatus sebagai ..... untuk tetap pada fungsi tugas dan tanggung jawab kita sebagai seorang guru, presiden, kepala sekolah, petani, insinyur dlsb. Dan hal yang terpenting adalah ketika ingat dan mengetahui bahkan sadar sesadar-sadarnya akan status diri kita, maka tentu fungsi, tugas dan tanggung jawab kita harus dijalankan sesuai label yang menempel sebagai jati diri kita.

Kita adalah manusia yang berstatus, makhluq berstatus juga 'slave' for Robbul;alamin alias seorang abdi, maka betapa banyak fungsi,tugas dan tanggung jawab kita yang belum tunai, .... semoga.

Friday, July 17, 2009

AT-TIIN, AZ-ZAIYUN, AT-TUUR

Attention please!!!!
begitu barangkali ketika kita meminta perhatian kepada sesama kita agar mereka menoleh kepada kita, atau mendengar, melihat kita. Atau you use wistle ..... priiiiit, pasti deh orang-orang akan memperhatikan kita. entah apa kata mereka ... gila kali, atau kita disangka pak ogah nyang ge ngatur lalulintas pertigaan ... dengan gopee dong nya.
hidir, chaos
Tapi ini bukan masalah peluiit itu, atau pak ogah dengan gope nya. Tapi ini jauh lebih penting di atas kepantingan yang sangat penting. Ini adalah sign dari Alloh, tentang suatu yang sangat penting bagi manusia. Dalam qs. Attiin, Alloh menyerukan WAT-TIINI WAZ-ZAITUUNI WAT-TUURI SINIIN WAHADZAL BALADIL AMIIN. Alloh Aza Wajala mencoba memberikan attention pada kita dengan peritiwa dimana pohon Atiin pernah tumbuh dan menjadi sesuatu yang penting pada zamannya, dan substansinya pohon tiin itu adalah pohon simbol dari suatu peritiwa Nabi Nuh dengan berbagai romantika da'wahnya. Bisa kita bayangkan da'wah yang di gelar nabi Nuh selama hayatya, lebih kurang 1000 tahun dan apa yang didapat Nuh , .... hanya 80 orang saja yang taslim dan menjadi pengikutnya. Berbagai cobaan dan goncangan dialami Nuh dan para pengikutnya. Dan pula berbagai peristiwa / penomena sabar yang Nuh lakukan pada rentang waktu itu. Tidakkah menjadi pelajaran untuk kita semua? tentang kesabaran dan kegigihan Nuh as. dalam memperjuangkan nilai luhur agam Tauhid, camkanlah.

Hal lain, yakni At-tur yang menunjuk sebuah gunung fenomenal, dengan berbagai kisahnya. Pembunuhan anak laki, peperangan anak dengan bapaknya, penyembahan berhala (samiri}, histori dari tipical yahudi yang ngeyel, sombong dan sangat pembangkang. Itulah dia Musa as. ketika kecil dibuang atas perintah Alloh, hingga dibesarkan dirumah Firaun yang kelak menjadi musuhnya. Lalu ketika pemuda Musa as adalah sosok yang bingung dengan tindak tanduk sang guru Hidir as. Ada anak dibunuh, perahu yang dibolongi, banguna pilar yang diruntuhkan, dan semua-mua nyaa..... akhh sangat membingungkan, chaos .... Musa.

Inilah attention yang Alloh maksudkan. Penelaahan sejarah nabi bukannya sekedar mengetahi cerita sejarhnya tapi harus dengan sejuta pemaknaannya sehingga kita meyakini bahwa Nuh as, Musa as serta Nabi-nabi yang lain bahkan para sahabat adalah para pendahulu kita yang telah memperjuangkan agama Tauhid dan agama ini nyampe juga kepada kita. Igatlah bagaimana ketika musa memukulkan tonggkatnya atas perintah Alloh, ini adalah satu momen bagaimana Alloh memberi pelajaran melalui quran bahwa akan ada golongan pengikut setia kedzaliman yang kembali kepada Iman seperti halnya para penyihir Firaun yang taslim kepada Musa as. Begitupun sebaliknya akan ada pengikut setia yang beriman yang murtad dan menjadi pengikut kedzaliman ... fakta.

Selanjutnya Alloh telah attention dengan WAHADZAL BALADIL AMIIN, Alloh bersumpah dengan negeri kita yang aman. Bagaimana sebaenarnya negeri yang aman, apakah kriteria negeri aman, seperti apa kesejahteraan dan bagaimana dengan keadilan dan seterusnya dan seterusnya.

Atau Alloh memberi kita attention dengn 'PELUITNYA' sekali priiit gunung-gunung meletus, lautan gonjang ganjing dengan tsunaminya. Banjir, longsor dimana-mana, dan ia kita sebut dengan musibah, ujian bahkan ADZAB ,....

Ini juga sign dari Nya kepada seluruh penduduk bumi, ingatkah akan Aku katanya, ingatkah akan masa kembali kepada Ku. Ingatlah akan status, fungsi dan tanggung jawab kita sebagai manusia.

Yah.

Thursday, July 16, 2009

Antara Aqidah, Ibadah dan Akhlaq

"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (Qs. Al 'Arof: 96).

Adalah sang Ibnu Taimiyah dalam menafsirkan ayat tersebut di atas, memberi suatu kriteria amannya suatu negeri jika penduduknya Iman dan Taqwa (amanu wa taqau) dengan syarat pula penduduk tersebut mempunyai AIA (Aqidah, Ibadah dan AKhlaq). AIA tersebut adalah sebagai berikut:

1). Sohihul Aqidah, Benar aqidahnya. Aqidah yang benar dan lurus adalah keimanan yang tidak bercabang, melulu berkait & terkait dengan Alloh azaa wajala. Boleh dibilang Alloh centris lah. Artinya Keyakinan, perkataan, perbuatan kita mesti berdasar atas Tauhidullohyang tertuan dalam dZAT, ASMA WA SIFAT nYA, Fenomena jaman kiwari, tauhid atau aqidah telah banyak tercemar. Untuk hal-hal yang berbau ramal meramal saja sudah sulit kita hindari karena setiap saat ada, kita tonton. Bagi mukmin yang pas-pasan imannya kan bisa berabe, bisa-bisa ngikut tuh maen ramal bahkan sampai nyembelih kambing pula, na'udzubillahimin zalik.

2).Shohiul Ibadah, Benar Ibadahnya. Ibadah adalah wujud penghambaan kita kepada Ma'bud (Alloh Subhanahu Wa Ta'ala)dalam setiap tindakan hati, ucapan dan amal perbuatan, sehinga apapun aktivitas kita ada dalam kriteria "KULLU HAYATUNA IBADAH" Setiap gerak aktivitas kita adalah ibadah kepada Alloh SWT. Ibadah yang benar tentu telah disyari'atkan Alloh dan Rosulny, seperti dalam QS Ali 'Imran: 31, bahwa jika kita mencintai Alloh maka ikutilah rosul, artinya contoh teladah perbuatan ibadah ada pada diri Rosululloh Saw. sebagai uswah.

3) Matinul akhlaq, kekuatan akhlaq. Akhlaq dalam tulisan ini berarti satu kekuatan yang lahir dari aqidah yang baik/benar dan ibadah yang baik/benar. Sebab tidak setiap baik itu bnar Dengan kata lain Akhlaq adalah wujud, realisasi dari kekuatan Aqidah yang benar dan ibadah yang benar sesuai Al Quran dan Sunnah Rosul Nya.

Akhlaq adalah hubungan makhluq dan kholiqnya. Dan sifat-sifat kholiq itulah akhlaq yang benar untuk manusia, sehingga dalam suatu hadits dikatakan "TAKHOLAQU BI AKHLAQILAH, maka berakhlaqlah kalian dengan akhlaq Alloh". Tersebar dalam alquran 99 asma Alloh, inilah akhlaq Alloh. Dari nama Arrohmaan saja, ketika manusia menggalinya dan menjadikannya suatu pedoman bagi pergaulan hidup, maka damailah lingkungan yag melaksanakan ini sifat alloh arrohmaan - yang maha mengasihi. Cinta kasih tidak bisa kita pungkiri dari hidup kita. Hidplah dengan cinta kasih sebab Alloh akan mengasihi sesiapa yang berakhlaq dengan namanya "ARROHAAN".

Semoga bermanfa'at.

Friday, July 3, 2009

"Jangkar Keselamatan"

"Ahkim safiinata, fainal bahro amiiq"

Ananda ...
Kini Ananda telah berdua bersama kekasih pujaan,
Kekasih yang selama ini idam-idamkan
Bersiaplah dikala pagi dan petang
Berbakti pada Illahi dalam wujud bakti suami isteri

Kehidupan adalah ‘curam dan dalam’
bak sebuah bahtera berlayar di lautan lepas,
akan ada gelombang pasang,
akan ada tiupan angin topan ...
Namun demikian sebuah jangkar akan mampu menyelamatkan
Jangkar terkuat, akurat dan selamat
Jangkar Kalimat Sempurna milik Alloh Aza wajala
Ialah “ syukur dan shobar’ dalam setiap situasi dan kondisi

Beber layar tarik jangkar ....Bral anaking gera miang ...

Barokallohu laka wabaroka ‘alaika wa jama’a baitukuma fii khoir